Begitu lulus SMU aku melanjutkan ke Universitas Jember. Disana aku mengambil ekstrakurikuler pecinta alam. Mahapena namanya. Aku menjadi angkatan ke 27 di Mahapena. Aku memiliki 10 orang sodara seangkatan, sayangnya satu orang tak lulus. Untunglah dia mengikuti diklat selanjutnya, jadi kita tetep satu club. Diangkatanku, aku memperoleh nilai tertinggi. Padahal awalnya semua orang menyangsikan kemampuanku. Maklumlah, aku yang paling mungil diantara semua sodara-sodaraku.
Aku memperoleh nilai tertinggi bukan karena aku terhebat atau terpandai, melainkan karena keaktifanku saja. Temen-temenku saat pendidikan berlangsung ada yang berhalangan, kerja, dan sakit. Sehingga hanya aku yang mengikuti semua prosesnya, hampir 90% lah.
Diangkatanku yang paling pandai adalah Erik, sayangnya dia lebih fokus ke club majalah kampus. Yang bisa mengakrabi semua anggota adalah Ayunita, kami biasa memanggilnya Kunyit. Sayang, dia sering sekali sakit waktu itu.
Kami diperkenalkan dengan "seleksi alam" disini. Hingga semua proses pendidikan selesai dan kami diangkat jadi Anggota Biasa, hanya tinggal beberapa orang saja yang aktif. Sekarang, malah hanya tinggal aku, Kunyit, dan Hendrik saja yang sering mewakili angkatanku dalam berbagai kegiatan M.
Oya, dalam pendidikan kami memiliki tim pembimbing yang akan membimbing dari awal pendidikan hingga pendidikan selesai. Kami biasa memanggilnya Bapak. Lucunya, Bapak tidak hanya membimbing dan menemani kami sampai proses selesai, tapi hingga kami lulus kuliah hehe... Jadi, kalo salah satu dari kami nanya "Liat bapak gak?" semua angkatan akan tahu, siapa orang yang kami maksud. Kasian ya, mengemban tanggung jawab sedemikian lamanya hahaha...
Aku memperoleh nilai tertinggi bukan karena aku terhebat atau terpandai, melainkan karena keaktifanku saja. Temen-temenku saat pendidikan berlangsung ada yang berhalangan, kerja, dan sakit. Sehingga hanya aku yang mengikuti semua prosesnya, hampir 90% lah.
Diangkatanku yang paling pandai adalah Erik, sayangnya dia lebih fokus ke club majalah kampus. Yang bisa mengakrabi semua anggota adalah Ayunita, kami biasa memanggilnya Kunyit. Sayang, dia sering sekali sakit waktu itu.
Kami diperkenalkan dengan "seleksi alam" disini. Hingga semua proses pendidikan selesai dan kami diangkat jadi Anggota Biasa, hanya tinggal beberapa orang saja yang aktif. Sekarang, malah hanya tinggal aku, Kunyit, dan Hendrik saja yang sering mewakili angkatanku dalam berbagai kegiatan M.
Oya, dalam pendidikan kami memiliki tim pembimbing yang akan membimbing dari awal pendidikan hingga pendidikan selesai. Kami biasa memanggilnya Bapak. Lucunya, Bapak tidak hanya membimbing dan menemani kami sampai proses selesai, tapi hingga kami lulus kuliah hehe... Jadi, kalo salah satu dari kami nanya "Liat bapak gak?" semua angkatan akan tahu, siapa orang yang kami maksud. Kasian ya, mengemban tanggung jawab sedemikian lamanya hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar