Minggu, 16 Februari 2014

Lintas Samudera Borneo Lines


Setelah 6 bulan di Masada, Lintas, perusahaan satu lagi yang kutangani mulai merger dengan pihak Jakarta dan melepaskan diri dengan induknya di Banjarmasin. Kita memiliki gedung dan lokasi operasional sendiri. Otomatis aku tidak lagi berada di Masada dan mulai bergabung dengan crew-crew Lintas sendiri. Disini crew dan stafnya juga asyik. Tapi tidak sekompak Masada. Beberapa staf dan crew cowok, lebih mudah untuk diajak beradaptasi dan mengadakan hubungan komunikasi informal tapi tidak mengurangi intensitas kerja. Salah satunya Yohanes atau yang biasa dipanggil Yanes, cowok ambon yang ditengah itu. Dia lucu, santai, tapi loyal. Dengan Yanes semua yang kubutuhkan terselesaikan dengan beres. Kalo Yanes ngadat? ooh mudah, tinggal dirayu ajah pasti langsung luluh hahaha... Dia biasa memanggilku kriwil. Justru ketika anaknya yang berusia 5 tahun tahu tentang panggilan akrab itu, Yanes dimarahi anaknya, katanya gak sopan! hahahaha... Kasian deh lo Nes! kwkwkkw...

Masada


Awalnya aku seorang diri, lalu digabungin bareng mereka di perusahaan lainnya. Kerennya sih, aku nangani dua perusahaan sekaligus. Masada Lines Banjarmasin namanya. Biasa aku pelesetin jadi Masalah Selalu Ada hahahaha... Disini orangnya asyik-asyik. Kompak banget! Ada pakde (Erwin Pratama), Pak Botak (Rahmat Basuki), ada Ibu Hamil (Fariska), dan ada Idiot (Fandy Suwondho). Setiap harinya kita gak pernah akur. Selalu saling ejek tapi anehnya kita kompak banget. Setiap jam 16.30 WITA kita sudah tidak bekerja. Saling melepas ketegangan dengan becanda dan selalu menjadikanku sebagai korban penganiayaan. Karena perusahaan kami hanya sebatas kotak dinding itu saja, sedang dinding sebelahnya sudah perusahaan lainnya lagi, maka setiap kali kami gaduh dan becanda, tetangga akan merasa berisik dan terganggu. Seringkalinya rasa terganggu itu berupa iri hati. Maklum saja, kalo sudah jam becanda, kitanya kompak banget! Giliran jam kerja, kitanya serius banget! Hmm... It's team work ideal! hahaha.. Hmm, jadi kangen. Apa kabar mereka disana ya?

Pendakian terakhir sebelum memasuki dunia kerja


Ini bener-bener pendakian penuh kenangan dengan banyak orang-orang yang akhirnya menjadi cukup dekat. Pendakian ini tidak menjadi pendakian terlama. Hanya butuh 12 hari tanpa mandi! Ada Kunyit yang berkaos merah disebelah kananku, ada Ines yang chubby di sebelah kiriku. Ada Teguh yang jongkok didepanku, ada Zainul yang berdiri dengan seragam birunya, dan ada Andri sang pembangkang tapi justru menjadi penyelamat pergerakan dikanan bagian belakang Kunyit!
Sebuah pendakian penuh sensasi di lereng selatan pegunungan Argopuro melewati Gunung Putri. Kita tersesat dijurang yang lost dari peta topografi! Alur komunikasi pun tidak tembus. Dua hari semalam kita tersesat. Dengan kondisi aku shock berat karena habis tergelincir ke jurang curam yang dalam dan persediaan air sama sekali habis! Beberapa akar liana tidak dapat membantu banyak. Acara minum satu tutup botol hanya dilakukan ketika kita beranjak tidur dimenjelang malam. Bukan saat perjalanan. Fiuuuhhh!! Luar biasa!
Adegan terkerennya adalah saat Andri demikian antusias ketika mendengar suara air, sehingga dia mengajukan diri sebagai leader. Dengan penuh semangat Andri mengejar air tanpa perlengkapan yang lengkap hingga akhirnya dia terperosok kejurang yang cukup tinggi dan curam. Untung saja banyak vegetasinya. Jadi tubuh Andri tidak menghantam dinding batu yang keras, cuma setelah itu bingung naiknya hahaha... kan gak bawa webing.. Belum lagi sepanjang jalan Sri Utami, salah satu peserta diklat yang ndut, menangis terus menerus kepingin pulang. Lha nyasar kok nangis pingin pulang? ahh, ada-ada saja...
Hanya aja di detik-detik akhir endingnya gak asyik. Begitu sudah ada signal komunikasi, aku dapet kabar Pakde dan Budheku meninggal dunia hampir bersamaan. Sedih jelas. Dan sejak itu aku dijaga ketat, takut blank.. It's really second family, thanks friends :)

End of my study


Yoi! Akhirnya lulus juga. Artinya selesai juga masa-masa bermain dan mulai menseriusi hidup! hahaha...
Sebenernya sih, saat dinyatakan lulus kuliah itu lebih banyak sedihnya timbang senengnya. Lulus kuliah artinya mulai jadi pengangguran, kalo mo keluyuran jadi mikir ribuan kali, kan masih pengangguran! Udah kerja, harus jadwal waktu cuti dan liburan! Pusiiinggg!!
Senengnya sih, kalo udah kerja, jadi punya kekuasaan tertinggi sama duit yang dimiliki hehehe..
Whatever lah, yang jelas saat kelulusan ini harus disyukurin. Nilainya sih lumayan, jadi gak malu-maluin aja kalo mo nunjukin transkrip nilai hahahaha...
Oke! Welcome in the jungle of the people! kwkwkwkw...
Yuukkk, mulai belajar jadi orang gede beneran hehehe..

M. Bapak


Ini dia bapak! Namanya Bachtiar siapaaaaa gitu. Kebanyakan orang memanggilnya Tiar atau Ari. Hanya aku yang memanggilnya Bapak. Aku belum pernah memanggil dia Mas, hingga akhirnya beberapa orang diangkatanku ikut-ikutan manggil dia Bapak hehehe...
Dia Mahapena angkatan 25, selisih dua tahun dariku. Dia kupanggil bapak karena waktu itu bertugas sebagai koordinator tim DIKLATAM angkatan 27, angkatanku. Tugasnya, selama setahun mendidik dan melatih angkatanku untuk diberi ilmu tentang fisik dan mentalnya camar merah. Yang kelulusannya diwakili dengan pemberian NIA (Nomor Induk Anggota).
Hal seru yang bisa dikenang tentang bapak adalah rambutnya yang bagus dan panjang. Seperti iklan shampoo. Pendiam. Lebih suka bergerak dari pada ngomong. Sekali ngomong, biasanya langsung to the point! Gak selalu halus, tapi juga gak mesti kasar. Selalu kalah deh kalo adu argument sama dia, hufp.. Tapi asyiknya, aku selalu ditemenin kemanaaaaa aja dan kapan aja selama aku butuh dia! Wuitzz! Itu sih kereeeeennn banget menurut gue! Bener-bener bapak siaga! Gak pernah dicuekin! Tapi juga gak pernah akur! Sampai sekarang, hahahaha... Tapi gue tau, dia sayang dan perhatian sama gue he :D

Lucia Estiningharti






Namanya Lucia Estiningharti. Panggilan akrabnya Luci. Seringkali aku manggil emak karena dia pacar bapakku hehehe... Dalam dunia pendidikan di Mahapenaku, sebenernya dia bukan siapa-siapa. Hanya sekertaris kepengurusan. Otomatis kami berhubungan jika ada sangkut pautnya dengan jurnalisme dan bolo kurowonya. Tapi, dalam kehidupan sehari-hari dia adalah sosok mentor privatku. Yah maklumlah, karena kita satu kost-kostan, jadi bisa dengan leluasa mendikte dan mencuci otakku! Tidaaaaaaaaaakkkk!! Anaknya supel, selalu tersenyum, baik, murah hati, gak pernah teriak, dan kalo marah, halussssssssssss banget! Udah kayak ratu solo ajah!! Paling gak betah kalo dia marah! Bener kata-katanya semua sopan, halus kayak pantat bayi, tapi menohok tepat disasaran dan dalem kayak palung laut!! Gila! Ini yang membuat aku betah bergaul sama dia. Cara memanage kata-kata dan kalimatnya bener-bener high class! Nggak tawur dan asal jeplak sambil teriak-teriak kayak umumnya orang yang lagi marah. Banyak hal yang aku pelajari dari dia. Hal lain selain belajar berbicara dengan baik dan benar adalah belajar berteman dan belajar berkewajiban. Keren ya?? Suka Banget!
Dengan pelan dan halus, kadang tidak kentara, dia mengajariku caranya berteman. Maklum, aku sebelum kenal dia (sebelum kuliah) tidak pernah punya teman. Tidak tahu cara mempertahankan kawan atau menambah koleksi kawan. Salah satunya karena aku awam tentang cara mengerti "memenuhi kewajiban" dalam pertemanan. Sejak bergaul akrab dengan dia, koleksi teman, kawan dan sahabatku mulai bertambah satu demi satu. Koleksi lawan?? Jelas! berkurang derastis! hahahaha...